Monday, February 25, 2013

Tips: Melatih Anak untuk Sabar

Gaya merengek anak Anda mungkin berbeda, tapi hampir semua batita ingin kemauannya dituruti saat itu juga. Sebenarnya ada alasan sederhana di balik perilaku ini. Anak seusia mereka belum mengerti konsep abstrak bernama waktu. Saat Anda meminta seorang anak berusia 2-3 tahun untuk menunggu lima menit, mereka tidak menangkap maknanya. Jelasnya, mereka menginginkannya seketika. Namun ini bukan berarti Anda harus mengorbankan segala sesuatu untuk memenuhi keinginan si kecil; jika demikian, dia tidak akan belajar menunggu. Gunakan tip kami untuk menanganinya.


Si kecil selalu merasa ini adalah gilirannya, padahal bukan.


Cara menangani: Kemampuan untuk berbagi belum tumbuh hingga usia sekitar 4 tahun, jadi jangan harap si kecil akan bisa bermain dengan adil. Namun adalah ide yang cerdas untuk mengenalkan konsep menunggu dan giliran dengan mengajaknya bermain “giliranku, giliranmu”, Dr. Bellando menambahkan. “Contohnya, beri dia sebuah berry dan katakan, ‘Giliran kamu’. Lalu ambil satu buah berry untuk Anda sendiri, dan katakan, ‘Giliran Mama’. Lakukan hal yang sama ketika sedang bermain susun balok atau permainan lainnya.

Lalu, bagaimana jika si kecil tidak mau menunggu gilirannya? Jelaskan dengan tenang namun tegas bahwa dia tidak bisa memakai truk mainannya karena sedang dipakai oleh orang lain. Setelah itu, alihkan perhatiannya dengan aktivitas atau mainan lain.

Anda sedang sibuk memasak dan si kecil ingin mewarnai saat itu juga.


Cara menangani: Anda tidak akan pernah bisa membuat si batita menunggu Anda memasak, tapi setidaknya bisa mengurangi rengekannya. Karena hitungan menit dan jam tidak berarti bagi anak-anak di usia ini, jelaskan apa yang harus dilakukan sebelum Anda bisa bermain dengannya. Jika ada beberapa hal yang harus Anda kerjakan, pasang pengatur waktu (timer) agar si kecil bisa melihat perkembangannya. Tepati janji dan hentikan jika memang sudah waktunya.

Saat pergi ke supermarket, si kecil sudah merengek minta pulang.


Cara menangani: Sebelum pergi, ingatkan dia untuk bersikap baik. Jika di sana si kecil terus mengeluh, tenangkan dia dengan menunjukkan empati (“Iya, Mama tahu kamu mau pulang, Mama juga nggak suka antrean panjang”). Ajak dia bermain untuk membunuh waktu: Minta dia menunjukkan semua benda berwarna kuning di dalam trolley Anda. Jika keluhannya berubah menjadi tantrum, pergilah ke sudut sepi agar dia bisa lebih santai. Tapi, jika tidak ada hal yang bisa menenangkan, sebaiknya berhenti berbelanja dan pulang.

Si batita menyelesaikan makannya dengan cepat dan mengajak bermain, sementara Anda sendiri baru saja mulai makan.

Cara menangani: Pertama, Anda harus tahu apa yang Anda harapkan. Anak seusianya tidak bisa duduk tenang dimanapun lebih dari beberapa menit. Siasati dengan menaruh makanan di piring setiap orang pada waktu yang bersamaan, lalu bantu dia makan pelan-pelan dalam suasana bermain. Anak-anak perlu belajar untuk bersabar dan menikmati makanan mereka. Minta dia untuk tetap duduk di kursinya ketika Anda menghabiskan makanan, tapi sibukkan dia dengan mengajaknya mengobrol tentang kegiatannya seharian. Jangan menyalakan televisi karena hal ini biasanya menghambat percakapan dan membuatnya mengemut makanan.

No comments:

Post a Comment